Jumat, 23 Januari 2009

PEMBINAAN KARIR ANGGOTA POLRI






Sebagaimana diurai diatas, kekuatan utama pemikiran Weber tentang birokrasi adalah rasional dan impersonal. Hal tersebut sejalan dengan sistem pembinaan sumber daya manusia Polri. Sistem pembinaan SDM diartikan sebagai penatanan keterkaitan dan proses pada faktor faktor penting terkait dengan pembinaan yang memacu SDM yang lebih baik. Sistem pembinaan ini meliputi sistem rekrutmen dan seleksi, sistem pendidikan dan latihan, sistem penilaian kinerja, sitem karir serta sistem kompensasi (Kemitraan, 2006).

Dalam buku Pokok-pokok Pembaharuan di bidang Pembinaan SDM Polri yang diterbitkan oleh SDE SDM Polri terdapat siklus pembinaan Polri. semuanya berawal dari perencanaan strategis dengan menghitung kekuatan dan menganalisa kemampuan sumber daya manusia, dilanjutkan dengan penyediaan yaitu proses penyajian SDM baik kualitas maupun kuantitasnya, tahap berikutnya yaitu fase pendidikan dimana SDM dibeerikan pendidikan baik saat pembentukan maupun pengembangan, kemudian dilanjutkan fase penggunaan, dimana SDM digelar dan digunakan untuk keperluan operasional maupun pembinaan, fase berikutnya adalah perawatan yaitu proses yang terkait dengan pembinaan karir, pengembangan atau peningkatan kekuatan, dan aspek kesejahteraan, fase terakhir adalah fase pengakhiran dimana SDM diberhentikan dengan hormat atau tidak hormat, atau berhenti karena gugur atau meninggal dunia. Siklus tersebut kemudian memasuki siklus bagu dengan memualinya pada fase awal yaitu renstra (Sadjijono, 2006).


Merujuk siklus diatas, pembinaan karir merupakan salah satu proses dalam fase perawatan personel. dalam buku reformasi berkelanjutan, Institusi Kepolisian Republik Indonesia Bidang Sumber Daya Manusia disebutkan bahwa pengertian karir adalah serangkaian posisi, tugas, dan atau pekerjaan yang personel lakukan selama masa kerjanya di lingkungan Polri (Kemitraan, 2006). Selanjutnya disebutkan pula bahwa pengembangan karir adalah proses dimana personel menganalisis minat, nilai-nilai, kepribadian, kemampuan dan usahanya untuk diselarakan dengan karakteristik yang realistis dari pilihan (jalur) karir yang tersedia. Dengan kata lain, pembinaan karir sebenarnya adalah proses dimana birokrasi Polri berusaha menyelaraskan keingingan karir personel dan kemampuan yang dipersyaratkan organisasi, atau jalur karir yang tersedia di Polri.


Bila dikaitkan dengan sistem pembinaan SDM Polri maka aspek penting yang berkorelasi langsung dengan pembinaan karir SDM adalah sistem penilaian. Sistem penilaian merupakan suatu proses mengidentifikasi,mengukur, dan mengelola kompentensi serta prilakua individu dala rangka meningkatkan kinerja seluruh personel Polri agar selaras dengan visi dan misi organisasi (Kemitraan, 2006). Penilaian kinerja dibuat sebagai dasar yang rasional dan terukur untuk pertimbangan pengambilan keputusan bidang SDM antara lain evaluasi kesiapan personel dalam penempatan pada jabatan berbeda termasuk promosi dan demosi.


Segala proses pembinaan karir diatas bertujuan (Kemitraan, 2006):




  1. Terbentuknya personel Polri yang berbudaya sipil.


  2. Adanya keselarasan kebutuhan individu personel dengan kebutuhan organsiasi Polri.


  3. Jabatan-jabatan diduduki oleh personel yang paling sesuai.


  4. Peningkatan kompetensi dan integritas personel, melalui pelbagai penugasan serta pengalaman diberbagai bidang teknis kepolisian.




Nikmati chatting lebih sering di blog dan situs web
Gunakan Wizard Pembuat Pingbox Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar